Recent Posts

Labels

Tini: Mencontek Kebiasaan Buruk yang Harus Dihilangkan

13/11/19
BANDUNG, BJ.COM - Mencontek merupakan kebiasaan buruk yang sering terjadi di dunia pendidikan. Perbuatan curang yang dilakukan dengan cara melihat jawaban orang lain ini, seakan sudah membudaya di kalangan pelajar. Padahal, tanpa disadari, mencontek merupakan cikal bakal terbentuknya perbuatan korupsi.

Hal tersebut diungkapkan Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Tini Sugiartini dalam Diskusi Class Series 2019 Komunitas Guru Masagi yang digelar di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jln. Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Rabu (13/11/2019). Tini mengatakan, betapa buruk karakter siswa jika sejak sekolah sudah diajarkan berbuat curang.

“Mencontek biasanya terjadi saat anak tengah melaksanakan ujian atau mengerjakan tugas sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan anak mencontek, di antaranya kurang percaya diri terhadap kemampuannya, orientasi meraih nilai tinggi, dan malu bila mendapatkan nilai jelek,” paparnya.

Menurut Tini, di sini peran guru sangat dibutuhkan untuk membangun rasa percaya diri siswa. Kerja keras dan kemampuan diri sendiri lebih baik dibandingkan meniru pekerjaan orang lain.

“Perlu digarisbawahi bahwa pemberi contekan atau yang mencontek sama-sama salah. Namun, seringkali keduanya tidak menyadari kesalahan tersebut. Perbuatan tidak jujur dalam mengerjakan soal ujian ini akan menjadi langkah awal seseorang berbuat korupsi,” tambahnya.

Tini mengatakan, menghilangkan budaya mencontek dalam pendidikan sebenarnya tidak hanya berlaku bagi siswa, tapi juga semua civitas akademika. Terlebih, guru yang harus menjadi role model bagi setiap siswa.

“Jadi, guru jangan hanya berkoar dilarang mencontek, tapi juga wajib mencontohkan perbuatan baik dan menerapkan kegiatan positif kepada siswa. Seperti, mengajak siswa untuk sunguh-sungguh belajar, banyak membaca, dan berdiskusi,” imbau Tini.

Seperti diketahui bahwa 87% sikap dan karakter seorang anak akan menentukan kesuksesannya di masa depan. Pada diskusi "Mengenali Embrio Korupsi dalam Kegiatan Pembelajaran" yang diikuti para guru Jabar Masagi ini, diharapkan bisa memberi manfaat bagi pendidikan di Jawa Barat. Guru sudah seharusnya mampu mengimplementasikan ilmunya di sekolah dan memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia.

“Pendidikan karakter bisa dimulai dari menjauhi korupsi dan tidak berbuat curang. Budi pekerti tersebut akan berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai kebutuhan dan konteks budaya masing-masing wilayah di Jawa Barat,” tutupnya. (sugi/humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar